Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Dompet Dhuafa dalam Mengentaskan kemiskinan di Era Digital

Susahnya jadi miskin. Mau beli ini tidak bisa, mau merasakan itu tidak bisa. Selalu dicibirkan dan dianggap sebelah mata. Apakah orang miskin tak boleh merasakan  indahnya dunia?

Foto : Paxels

Entah di mana saya pernah membaca tulisan itu. Namun sesuai kenyataan  yang saya amati, tidak mempunyai apa-apa dalam tanda kutip miskin, memang menyakitkan.

Sudah berapa kasus kan, ada pasien ditolak oleh rumah sakit karena dianggap miskin dan tidak akan sanggup membayar rumah sakit. Akhirnya, karena terlambat ditangani, nyawa pasien tak tertolong lagi. Makanya ada ocehan, kalau orang miskin dilarang sakit.

Lainnya anak miskin tidak bisa bersekolah di sekolah bagus dan mahal. Kalau pun bisa lewat jalur bea siswa, pasti akan jadi bahan bullyan. Dalam pelajaran mungkin bisa bersaing. Tapi dalam penampilan, kan susah. Padahal dalam undang-undang Dasar 1945 Pasas 31 ayat 1 sudah dijelaskan, “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.

Kemiskinan juga rentan orang melakukan perbuatan-perbuatan melanggar. Baik hukum maupun sosial. Sudah banyak kasus orang mencuri dengan alasan buat makan, karena lapar. Bahkan ada yang merampok untuk biaya melahirkan istrinya. Sudah jadi alasan klasik, seseorang terjun ke lembah hitam kerena faktor ekonomi. Oh... susahnya jadi orang miskin.


Kenapa Miskin?

Banyak faktor yang menyebabkan orang miskin. Namun salah satu faktor yang sangat mengakar adalah faktor turun temurun dengan kata lain, orang tuanya miskin, maka anaknya akan misg Bahkan bisa dikatakan  sejak lahir sudah miskin.

Foto : Paxels

Secara logika, orang tua miskin memang  rata-rata sangat berat menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang tingginya. Mereka beranggapan, untuk makan saja susah, apalagi bayar uang sekolah. Akhirnya bersekolah rendah, bahkan putus sekolah dengan alasan klasik, tidak ada biaya.

Dengan pendidikan seadanya, otomatis peluang mendapatkan pekerjaan dengan lebih bagus akan tertutup. Apalagi dunia kerja menuntut adanya ijazah dengan nilai akademik bagus plus berbagai skill. Akhirnya bekerja seadanya dengan upah minim. Kemudian ditambah dengan menikah muda, punya anak dan akhirnya hidup kekurangan juga. Akhirnya generasi berikutnya akan miskin juga.


Memutuskan Mata Rantai Kemiskinan

Solusi terbaik mengatasi soal kemiskinan ini adalah dengan memutus mata rantai kemiskinan. Termasuk kemiskinan dari turun temurun.

Jadi anggaplah, orang tuanya miskin dan tidak bisa menyekolahkan anaknya  sampai tinggi. Nah, bila orang taunya dibantu usaha sesuai keahliannya, pasti akan bisa menaikkan taraf hidup juga. Apalagi Kalau kedua orang tua masih usia produktif. Si Bapak bisa diberi lahan untuk bertani, si Ibu bisa diberi pelatihan lalu modal untuk berjualan.

Bila perekonomian sudah membaik, pastinya orang tua itu bisa menyekolahkan anaknya, dan nantinya kelak bisa mendapatkan pekerjaan baik, dengan pendapatan yang baik pula.


Peran Dompet Dhuafa dalam Mengentaskan Kemiskinan

Untuk mengentaskan kemiskinan, pastinya orang miskin  akan susah keluar dari kemiskinannya. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan orang lain. Ibarat berada di sebuah lubang, mereka butuh tangga untuk naik ke atas. Bahkan seutas tali atau uluran tangan pun bisa membantu mereka naik.

Dan Alhamdulilah Dompet Dhuafa itulah yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa. Sebagai Filantropi Islam, Dompet Dhuafa sudah berperan aktif sejak dulu menebar kebaikan ke seluruh negeri. Dompet Dhuafa terus berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa. Sesuai namanya, Dompet Dhuafa, dompet yang isinya untuk kaum dhuafa.

Dari sinilah mata rantai kemiskinan mulai terputus. Dompet Dhuafa mempunyai strategi  khusus dalam mengentaskan kemiskinan. Lembaga Filantropi islam ini menerapkan strategi segitiga pemberdayaan yang saling berkaitan yaitu segitiga sosial, segitiga ekonomi, dan segitiga advokasi.

Lewat segitiga pemberdayaan ini, Dompet Dhuafa mulai dari bawah dalam mengentaskan kemiskinan. Dari membantu pemenuhan pokok dulu, kemudian memberi bantuan modal usaha, sampai membantu pengembangan usaha.

Bersama Mengentaskan Kemiskinan

Pastinya, dompet Dhuafa tidak akan bisa berjalan sendiri dalam mengentaskan kemiskinan. Makanya Dompet Dhuafa banyak berkolabasi dengan berbagai pihak. Termasuk terus menyesuaikan diri mengikuti perkembangan zaman yang sudah memasuki era digitalisasi.



Dan hal inilah yang dibahas Lewat Talk Show Welcome Ramadan dari Hati yang berlangsung Rabu, 22 Februari 2023. Bertempat di Tigalima Coffe - Kitchen, talk show berlangsung 2 sesi yang menghadirkan berbagai narasumber. Ramadan dari Hati ini menjadi campaign Dompet Dhuafa selama setahun, Sedang Berasa Sudah Ramadan merupakan campaign Dompet Dhuafa menjelang Ramadan.



Dompet Dhuafa membahas kaitannya kemiskinan dengan digitalisasi. Sebagai filantropi islam pertama dan terbesar di Indonesia, pastinya Dompet Dhuafa terus kemudahan untuk berdonasi. Berbagai layanan berbasis digital sudah disiapkan oleh Dompet Dhuafa. Teman-teman bisa dengan mudah menyalurkan zakat, infaq, sedekah, wakaf atau ZISWAF.


Dompet Dhuafa juga berkolaborasi dengan Bank Jago Syariah. Bank yang baru saja berulang tahun pertama tanggal 22 Februari 2023 ini, menawarkan juga kemudahan bagi kita semua untuk berdonasi. Nantinya donasi itu akan diteruskan ke Dompet Dhuafa, dan terus diberikan kepada penerima manfaat.

Dengan pemanfaatan teknologi digital ini, Dompet Dhuafa telah membuka lebar bagi kita semua untuk turut juga mengentaskan kemiskinan. Teman-teman bisa menebar kebaikan lewat Dompet Dhuafa kapan saja dan di mana saja. Sekecil apapun kebaikan, pasti akan membawa kebaikan. Karena berbagi itu indah, bermanfaat dan Insya Allah berkah. Insya Allah. Aamin.

Bambang Irwanto


Posting Komentar untuk "Peran Dompet Dhuafa dalam Mengentaskan kemiskinan di Era Digital"